Topik
2020
Nov
01
|
Lomba Menulis - Menggagas Revousi Hijau Jilid 2 di Masa Pandemi Covid-19Oleh: IPB DIGITANI | Kategori: Topik | Topik: Lomba Menulis 2020 | Komoditas:Oleh: Gigih PranandiIf you control the oil you control the country if you the gold you control the world but if you control the food you control everything. Statement tersebut adalah ungkapan Henry Kissinger mantan menteri luar negeri Amerika dan peraih nobel perdamaian tahun 1973. Tentunya statement tersebut bukan tanpa alasan, ketersedian pangan merupakan hal fundamental dalam kehidupan terlebih dalam situasi chaos. Pandemi Novel Coronavirus (Covid-19) yang terjadi mengharuskan masyarakat melakukan work from home guna menjaga physical distancing. Kebijakan tersebut menyebabkan aktivitas perniagaan menurun akibat rendahnya supply dan demand. Namun menurut Shakarina, (2020), rendahnya demand tidak berlaku bagi produk pertanian, sebaliknya kebutuhan akan pangan menjadi hal yang essensial guna menjaga dan menaikan imunitas. Sayangnya, kebijakan physical distancing yang termuat dalam PERMEN No. HK.02.01/MENKES/2020 menggangu rantai pasok dan menyebabkan supply produk pertanian tidak equilibrium dengan demand yang ada. Hal tersebut terjadi karena sistem pertanian di Indonesia masih mengandalkan pertanian konvensional pada daerah rural. Jenis pertanian ini adalah hasil adaktif dari program revolusi hijau pada era orde baru. Memang tidak dapat dipungkiri sejak keberhasilan program revolusi hijau yang dimulai pada PELITA 1 tahun 1968-1973 pertanian Indonesia belum memiliki program yang komprehensif dan mengikuti perkembangan revolusi industri. Keurgensian pangan dalam kehidupan dan semakin sadarnya masyarakat akan kesehatan tentunya harus diikuti dengan paradigma baru dalam budidaya pertanian. Paradigma baru tersebut harus adaktif dengan situasional aktual sehingga dapat menunjang dan selaras dalam kehidupan. It’s Great Momentum Di tengah situasi pandemi yang menyebabkan deglobalisasi dan telah usangnya sistem pertanian rural konvensional merupakan sebuah great moment untuk membentuk pedagogis sistem pertanian baru guna menjaga food supply chain di masyarakat. Oleh karena itu, penulis memiliki sebuah gagasan untuk membuat program yang bertajuk Indonesian New Green Revolusion (INGR). Program ini adalah program revolusi pertanian terbarukan yang sesuai dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) serta multifungsi pertanian menurut Organication of Economic Coorporation Development (OECD). Dalam program ini setidaknya ada empat aspek strategis yang harus dilaksanakan yaitu: regenerasi petani, good agriculture practices, keteraturan lahan dan pembangunan SAPRODI terstuktur, serta manajement marketing dan aturan birokrasi. Secara ringkas keempat aspek tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. Pertama, regenerasi petani. Aktor utama dalam gagasan ini adalah profesi Petani. Namun, menurut survey BPS 2019 jumlah petani terus mengalami penurunan. Lebih mirisnya jumlah petani millennial (usia 20-39 tahun) hanya 2,7 juta atau 8% dari dari jumlah petani yang ada. Hal ini terjadi karena paradigma kaum millennial yang menganggap petani adalah profesi yang banal. Teknik bercocok tanam konvensional dan tidak jelasnya pendapatan menjadi alasan utama millennial enggan menjadi petani. Oleh karena itu, perlu adanya sebuah terobosan untuk mengubah paradigma tersebut. Kegemeran millenial dalam bermedia sosial harus dapat dimanfaaatkan dengan baik. Penulis menggagas sebuah organisasi petani muda bernama Millenial farmers Community. Anggota organisasi ini adalah 2,7 juta petani muda yang mendapat pelatihan pertanian modern oleh KEMENTAN. Anggota organisasi ini akan melakukkan viralisasi tentang kemuliaan, keuntungan, dan kemudahan bertani kekinian. Kebijakan work from home yang meningkatkan penggunaan intenet membuat penulis yakin kohesi gagasan ini dapat dengan cepat dikenal. Keberhasilan gagasan regenerasi petani ini juga akan membuat tagline Pertanian(tidak) boleh mati dapat terimplementasi. Kedua, good agriculture practices. Pedagogis petanian INGR haruslah menganut unsur 3-P (profit, planet, people) sebagai implementasi SDGs. Selain itu, penggunaan teknologi digitalisasi dan otomatisasi berbasis Internet of thing dan big data akan menjadi urgensi dalam sistem budidaya. Aspek zero waste dan ekologi juga akan menjadi hal yang otentik dalam program INGR. Ketiga, aturan lahan dan pembangunan SAPRODI. Dalam program ini akan dilakukan pemberhentian kebijakan food estate bagi perkebunan korporasi skala besar karena dinilai tidak sesuai dengan UU 33 ayat 2 dan Pasal 8 Perpu NO.56/1960. Sebagai gantinya dapat diaplikatifkan kebijakan plasma. Pada aturan lahan juga harus diatur tentang keberadaan lahan budidaya pada daerah urban. Pembangunan sarana produksi (SAPRODI) akan dititik beratkan pada sarana penunjang sistem pertanian modern dan investasi sumber daya manusia. Keempat, Marketing dan birokrasi. Agar tujuan swasembada dapat dicapai maka pada program INGR hasil panen harus di pasarkan di dalam negeri. Sistem bercocok tanam yang masif di daerah rural dan urban akan dapat memotong rantai pasok sehingga akan menguntungkan konsumen dan petani. Untuk memperkuat gagasan ini diperlukan aturan birokrasi berbentuk PERPU untuk mengganti beberapa aturan yang ada maupun aturan baru di UU Omnibus law. Mengingat teori Maltus yang mendalilkan akan adanya krisis pangan masa depan serta keadaan pandemi Covid-19 yang membuktikan telah uzurnya sistem pertanian rural konvensional maka sudah saatnya ada sebuah pedagogis sistem pertanian baru yang sesuai dengan situasional aktual. Indonesian New Green Revolution (INGR) merupakan program strategis guna adanya perombakan, pembaruan, pemulihan ,dan penataan sistem agraria terbarukan demi keadilan dan kemakmuran petani serta seluruh rakyat Indonesia. |
Daftar Komentar
13 Nov 2020 23:35:51 - JOHN1
sangat menarik gan |
13 Nov 2020 23:35:31 - JOHN1
sangat menarik gan |
13 Nov 2020 23:32:51 - JOHN1
bababoey |
13 Nov 2020 23:23:16 - JOHN1
Test dulu gan |
13 Nov 2020 23:21:24 - JOHN1
Test dulu gan |
13 Nov 2020 23:20:47 - RIAN
Artikel yang menarik |
13 Nov 2020 23:06:23 - RIAN
Artikel yang menarik |
13 Nov 2020 22:48:35 - RIAN
Artikel yang menarik |
Terpopuler
2014
Okt
25
|
cara untuk membesarkan umbi bawang merahOleh: andi prasetyoassalamualikum, saya andi mahasiswa igtf pekalongan 2014. petani di desa curug muncar kec.petungkriyono kab.pekalongan, ingin menanyakan pertanyaan dari petani tentang - Selengkapnya Dilihat (30927) Komentar (9)
|
2013
Des
18
|
budidaya pertanian organik tanaman tanpa memakai pupuk kimia dan pestisida kimiaOleh: IPB DIGITANIBUDIDAYA SAYURAN ORGANIK Pertanian organik adalah teknik budidaya tanaman tanpa memakai pupuk kimia dan pestisida kimia. Untuk meningkatkan keberhasilan budidaya sayuran organik, - Selengkapnya Dilihat (24782) Komentar (3)
|
2014
Jun
18
|
bagaimana cara penanggulangan hama burung pipitOleh: KIM Banjarjo Kota TuaKecamatan Padangan adalah salah satu Produsen Padi Terpenting diwilayah Kabupaten Bojonegoro bagian barat, luas sawah dikecamatan +/- 1000 hektar dan - Selengkapnya Dilihat (17631) Komentar (2)
|
2015
Agu
12
|
penyakit kuning pada tanaman cabaiOleh: Valiana AprilleriaAssalamualaikum, Bapak/Ibu. Saya tim IGTF dari Magelang. Saya ingin bertanya mengenai penyebab penyakit kuning (daun kuning) pada tanaman cabai? Apakah - Selengkapnya Dilihat (14829) Komentar (6)
|
2013
Des
15
|
budidaya jambu biji varietas kristal (psidium guajava)Oleh: IPB DIGITANIJambu biji varietas kristal merupakan mutasi dari residu Muangthai Pak, diketemukan pada tahun 1991 distric Kao Shiung. Diperkenal di Indonesia - Selengkapnya Dilihat (13316) Komentar (1)
|
Berita
2020
Nov
13
|
ternak indonesia dilirik malaysia, jepang dan australiaOleh: IPB DIGITANIBOGOR -- Budi Susilo Setiawan, SPt, owner Mitra Tani Farm (Peternakan Domba Terpadu) berkesempatan membagi - Selengkapnya Dilihat (83) Komentar (0)
|
2020
Okt
17
|
press conference - hari pangan sedunia dan launching indonesia food system summit 2021Oleh: IPB DIGITANISIARAN PERS-KRKP-TANI CENTER LPPM IPB Saatnya Sistem Pangan yang berdaulat, adil dan resilien! Bogor, 15 Oktober 2020 Peringatan - Selengkapnya Dilihat (128) Komentar (0)
|
2020
Okt
16
|
webinar observasi & handling sampel hama dan penyakit tumbuhan dari lapanganOleh: IPB DIGITANIDalam rangka kegiatan identifikasi hama dan penyakit pada 4 koomoditas yaitu sirih, pinang, jambu mente, - Selengkapnya Dilihat (142) Komentar (0)
|